klungkungtourism – Tahun Baru (Shogatsu) adalah salah satu perayaan terbesar dan paling penting di Jepang. Perayaan ini berlangsung dari tanggal 1 hingga 3 Januari dan merupakan waktu untuk berkumpul bersama keluarga, merenungkan tahun yang telah berlalu, serta menyambut tahun yang akan datang dengan harapan baru. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi tradisi dan kebiasaan yang dilakukan masyarakat Jepang selama perayaan Tahun Baru.

Sebelum Tahun Baru tiba, biasanya pada akhir Desember, masyarakat Jepang akan melakukan “Oosouji,” yaitu pembersihan besar-besaran di rumah, kantor, dan tempat lain yang mereka huni atau gunakan. Tujuan dari Oosouji adalah untuk mengusir energi negatif atau kesialan yang mungkin terkumpul selama tahun sebelumnya, serta menyambut tahun baru dengan suasana yang bersih dan segar.

Dekorasi tradisional yang digunakan selama perayaan Tahun Baru di Jepang meliputi Kadomatsu dan Shimenawa. Kadomatsu adalah rangkaian dekorasi yang terbuat dari bambu, pinus, dan terkadang plum, yang ditempatkan di depan pintu rumah atau bangunan untuk menyambut roh leluhur dan dewa-dewa keberuntungan.

Shimenawa, di sisi lain, adalah tali suci yang terbuat dari jerami padi, yang biasanya digantung di pintu masuk rumah untuk menjauhkan roh jahat dan membawa keberuntungan. Kedua dekorasi ini sering dipasang mulai tanggal 26 Desember hingga 7 Januari.

Salah satu tradisi terpenting dalam perayaan Tahun Baru adalah penyajian Osechi Ryori, yaitu makanan khas yang disiapkan khusus untuk menyambut tahun baru. Setiap hidangan dalam Osechi memiliki makna simbolis, seperti keberuntungan, kesehatan, dan kesejahteraan. Misalnya, Kazunoko (telur ikan) melambangkan kesuburan, Kuromame (kacang hitam) untuk kesehatan, dan Kombu (rumput laut) untuk kebahagiaan.

Osechi biasanya disajikan dalam kotak berlapis-lapis yang disebut Jubako, dengan warna dan tata letak yang menarik. Selain Osechi, juga terdapat makanan seperti Zoni, yaitu sup yang berisi mochi (kue beras) sebagai simbol umur panjang dan keberuntungan.

Tradisi membuat mochi, yang disebut Mochitsuki, adalah kegiatan yang sangat populer menjelang Tahun Baru. Keluarga dan tetangga biasanya berkumpul untuk menumbuk beras ketan menjadi mochi menggunakan palu kayu besar dan lesung. Mochi yang dibuat ini kemudian dimakan sebagai bagian dari perayaan Tahun Baru, sering kali dalam bentuk Zoni atau dimakan langsung dengan saus kedelai dan gula.

perayaan-tahun-baru-di-jepang-tradisi-dan-kebiasaan

Salah satu kebiasaan utama dalam perayaan Tahun Baru di Jepang adalah Hatsumode, yaitu kunjungan pertama ke kuil Shinto atau Buddha pada awal tahun. Orang Jepang biasanya pergi ke kuil pada malam Tahun Baru atau di hari-hari pertama bulan Januari untuk berdoa bagi kesehatan, kebahagiaan, dan keberuntungan di tahun yang baru. Saat berkunjung ke kuil, orang-orang sering melemparkan koin sebagai persembahan, membunyikan lonceng, serta menarik omikuji (ramalan).

Mengirim Nengajo, atau kartu ucapan Tahun Baru, adalah tradisi lain yang sangat penting di Jepang. Kartu ini biasanya dikirim sebelum tanggal 31 Desember agar tiba pada tanggal 1 Januari. Nengajo sering kali dihiasi dengan simbol-simbol keberuntungan seperti hewan zodiak tahun itu atau gambar khas Jepang seperti gunung Fuji dan bunga sakura. Mengirim Nengajo adalah cara untuk menjaga hubungan dengan teman, keluarga, dan rekan kerja.

Pada malam Tahun Baru, banyak orang Jepang yang menikmati Toshikoshi Soba, yaitu mie soba yang melambangkan umur panjang. Mie soba yang panjang ini dimakan dengan harapan hidup panjang dan bahagia di tahun yang baru. Karena mie soba mudah dipotong, makan Toshikoshi Soba juga dipercaya sebagai simbol memutuskan semua masalah dan kesulitan dari tahun sebelumnya.

Pada malam Tahun Baru, kuil Buddha di seluruh Jepang akan membunyikan lonceng besar sebanyak 108 kali, sebuah tradisi yang disebut Joya no Kane. Angka 108 dalam tradisi Buddha melambangkan jumlah keinginan duniawi atau nafsu yang diyakini dapat menyebabkan penderitaan manusia. Pembunyian lonceng ini dipercaya dapat membersihkan hati dari semua keinginan buruk dan membuka jalan untuk kehidupan yang lebih murni di tahun baru.

perayaan-tahun-baru-di-jepang-tradisi-dan-kebiasaan

Salah satu tradisi yang paling dinantikan oleh anak-anak situs slot jepang adalah Otoshidama, yaitu pemberian hadiah uang dalam amplop kecil berwarna-warni yang disebut Pochibukuro. Biasanya, orang tua, kakek-nenek, atau anggota keluarga lainnya memberikan uang kepada anak-anak selama perayaan Tahun Baru. Jumlah uang yang diberikan bervariasi tergantung usia anak, dan ini merupakan bentuk doa untuk keberuntungan dan kesejahteraan di masa depan.

Di beberapa daerah di Jepang, masyarakat juga merayakan Shogatsu Matsuri atau festival Tahun Baru dengan berbagai kegiatan tradisional, seperti menari, permainan rakyat, dan atraksi seni budaya. Salah satu permainan yang sering dimainkan selama perayaan ini adalah Hanetsuki, permainan seperti bulu tangkis, serta Karuta, sebuah permainan kartu tradisional. Selain itu, layang-layang yang dikenal sebagai Takoage sering diterbangkan sebagai bagian dari perayaan, terutama oleh anak-anak.

Perayaan Tahun Baru di Jepang dipenuhi dengan tradisi dan kebiasaan yang kaya akan makna simbolis. Dari pembersihan rumah hingga makanan khusus, setiap aspek dari perayaan ini mencerminkan harapan akan kehidupan yang lebih baik, kesehatan, dan keberuntungan di tahun yang baru. Tradisi ini juga menjadi momen penting untuk berkumpul bersama keluarga, menghormati leluhur, dan mengawali tahun dengan semangat positif. Perayaan Tahun Baru di Jepang tidak hanya sekadar pergantian tahun, tetapi juga sebuah perjalanan spiritual dan budaya yang mendalam.