klungkungtourism.com

klungkungtourism.com – Israel saat ini dihadapkan pada ketegangan geopolitik yang berkelanjutan, dengan konflik bersenjata yang belum usai melawan Hamas, diikuti oleh potensi konfrontasi dengan Iran. Situasi ini memperberat ekonomi nasional yang telah terkena imbas negatif dari konflik sebelumnya, menimbulkan kekhawatiran akan lebih banyak tekanan ekonomi yang akan datang.

Kontraksi Ekonomi dan Penurunan PDB

Tahun 2023 mencatatkan kontraksi ekonomi yang dramatis di kuartal keempat untuk Israel, dengan penurunan PDB sebesar 21% kontraksi pertama yang terjadi sejak kuartal pertama tahun 2022. Penurunan ini menandai tantangan signifikan bagi perekonomian Israel yang harus bertahan di tengah guncangan yang disebabkan oleh konflik regional.

Defisit Anggaran dan Pengeluaran Militer

Israel menghadapi defisit anggaran yang besar, mencapai 4,20% dari PDB, dengan nilai absolut mencapai ILS 77,5 miliar, atau sekitar Rp 333,25 triliun. Ini berbanding terbalik dengan surplus yang dicatat pada tahun 2022. Salah satu penyebab utama adalah peningkatan pengeluaran militer yang mencapai ILS 30 miliar atau sekitar Rp 129 triliun pada tahun 2023.

Kerugian Akibat Konflik

Gubernur Bank Sentral Israel, Amir Yaron, seperti yang dikutip oleh Reuters, memperkirakan bahwa konflik di Gaza telah mengakibatkan kerugian besar bagi ekonomi Israel, yang diperkirakan mencapai ILS 210 miliar atau sekitar Rp 903 triliun. Angka ini mencakup kerugian dari pendapatan yang hilang oleh warga negara serta biaya langsung yang berhubungan dengan operasi militer.

Inflasi dan Sektor Terdampak

Inflasi tahunan di Israel telah meningkat menjadi 2,7% pada Maret, menandai kenaikan dari angka 2,5% di bulan sebelumnya. Peningkatan harga terutama dirasakan dalam sektor Transportasi & Komunikasi, perawatan rumah, serta terjadi penurunan dalam deflasi pada peralatan rumah tangga.

Perekonomian Israel menghadapi tantangan yang kompleks karena disebabkan oleh situasi konflik yang tidak menentu. Hal ini memerlukan tindakan strategis dari pemerintah dan otoritas keuangan untuk merancang kebijakan yang akan meredam dampak negatif dan memulihkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.